Aroma Pungli Tercium di Dinas Pendidikan Majene.


Aroma Pungli Tercium di Dinas Pendidikan Majene.
Aroma Pungli Tercium di Dinas Pendidikan Majene.
Warta Sulbar-MAJENE - Dinas Pendidikan Kabupaten Majene kembali dihinggapi aroma tak sedap. Setelah sejumlah persoalan pendidikan mendera kota yang diproyeksi jadi pusat pendidikan, kabar tak menyenjukkan kini berhembus kembali.
Sebelumnya,  atau beberapa bulan lalu kasus pemerkosaan di sebuah sekolah menengah, lalu kasus narkoba yang melibatkan oknum guru, dosen serta mahasiswa sementara  kali ini adalah kabar pungutan liar alias pungli.
Kabarnya adalah dana sertifikasi guru dan sejumlah tunjangan lainnya menjadi bulan-bulanan sejumlah oknum di jajaran Dinas Pendidikan Majene untuk dimintai “uang pelicin”.
Adanya kabar pungli tunjangan sertifikasi dan sejumlah tunjangan lain,  baik berupa tunjangan daerah terpencil maupun fungsional telah berhembus bagai semilir angin beberapa bulan terakhir ini, namun itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan para pendidik di daerah setempat.
“Hal yang biasa-biasa saja dan menjadi tradisi yang seolah sudah membumi,” ungkap sejumlah guru, namun guru-guru ini  enggan disebut namanya. Mereka  mengaku selalu menyelipkan sejumlah amplop setiap kali ingin mengurus pemberkasan dana tunjangan-tunjangan di Majene.
Bahkan salah satu guru di daerah terpencil kepada media ini mengatakan, bahwa tradisi memberikan amplop di Dinas Pendidikan Majene adalah sudah lumrah. ”Itu sudah biasa, untuk memuluskan pencairan,” katanya.
Selain pungli, peraktek percaloan tunjangan daerah terpencil pun tak jarang terdengar di kantor dinas yang terletak di jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Banggae Timur itu. Modusnya adalah beberapa oknum tenaga kerja Dinas Pendidikan Majene acap kali menawarkan jatah tunjangan terpencil ke beberapa pihak guru, setelah dananya cair ia kemudian akan dapat komisi sesuai perjanjiaan.
Akibat dari ada kongkalikong dan praktik percaloan itu, sejumlah guru yang sangat layak mendapat tunjangan, justru hanya bisa gigit jari, karena tak pernah dapat apa-apa tanpa mendahulukan komitmen bagi hasil. (hm3).

Dikutip dari RepublikNews.com
Foto: ilustrasi