Majene-Lentera Sulbar.
Sejumlah masyarakat di desa Kabiraan kecamatan Ulumanda kabupaten Majene kembali mengeluh. Pasalnya, keberadaan pelayanan kesehatan di tempat itu sangat tidak memadai.
Memang di sana, ada PUSKESMAS, tetapi sekian banyak permasalahan kesehatan tak dapat dipenuhi secara maksimal dan paling tidak memuaskan masyarakat, bahkan justru sebaliknya menyebabkan sejumlah warga terkadang kesal. Kekesalan warga dipicu oleh tidak adanya perawat, bidan dan yang lebih utama dokter yang siap sedia setiap saat memeriksa dan melayani pasien. Akibatnya banyak orang sakit yang tidak sempat mendapat tindakan dini di PUSKESMAS dan langsung dibawah ke rumah sakit, dan tentunya tidak mendapat pelayanan sebab tak ada rujukan dari Puskrsmas.
Terkadang juga adanya hanya satu atau dua perawat yang tak mengerti banyak hal, kecuali memberi surat rujukan yang telah ditandatangi dokter dan lama disimpan untuk persiapan jemput pasien.
Memang aneh bin lucu, sebab adanya surat rujukan tanpa pemeriksaan dan keterangan dari dokter membuat masyarakat kadang bigung dan bertanya-tanya. Ada apa ini? Seolah-olah PUSKESMAS di Ulumanda hanya menjadi tempat singgah untuk mengambil rujukan ke rumah sakit daerah di Majene. Padahal ongkos jalan ke kota Majene lumayan berat buat kebanyakan warga Ulumanda yang jaraknya ratusan kilometer ke kota.
Muhammad Asnur, salah seorang warga Ulumanda mengatakan hal demikian sangat membingungkan.
Asnur mengatakan dirinya kesal setiap saat ke Puskesmas untuk berobat ujung-ujungnya pasti dirujuk.
"Saya pernah ada keluarga sakitnya tekanan darah, kok tiba-tiba langsung dirujuk ke RS, makanya sampai di Majene dokter marah-marah dan bilang pasien ini tidak layak rujuk dan harusnya berobat di Puskesmas" urai Àsnur.
Hal demikian mengakibatkan lahirnya sejumlah kritikan dan penyampaian rasa keprihatinan di sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Ulumanda. Salah satunya adalah Paharuddin, S. Sos. Pemuda asal Kecamatan Ulumanda yang saat ini sedang menggeluti aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) turut melontarkan komentar prihatin.
Ditemui di Cafe Corner Jl. Jend. Sudirman Majene, Paharuddin menyampaikan rasa prihatin atas pelayanan kesehatan di daerahnya itu. Din sapaan akrab pemuda 28 tahun ini mengaku geram dengan ketidak pedulian pemerintah.
Lebih lanjut Din mengatakan meminta perhatian pemerintah untuk lebih peduli dengan masyarakat dan warga Ulumanda yang memang masih terisolasi.
"Harus ada kepeduliaan memang kalau kita mau bicara layanan kesehatan di sana, kalau mengharap gaji saja tanpa kepedulian dan kemanusiaan, mending tidak usah ke Ulumanda", ungkap Paharuddin meyakinkan.
Dikonfirmasi terpisah, kepala dinas Kesehatan Majene dr. Evawaty mengatakan pelayanan kesehatan di Ulumanda memang sulit terpenuhi dengan baik, soalnya kondisi medan di sana yang sangat sulit. Tidak ada, red. Perawat dan bidan yang mau mengabdi tulus.
Foto: Ilustrasi inet
Foto: Ilustrasi inet