Peta Desa Panggalo |
Provinsi Sulawesi Barat, adalah sebuah desa terpencil bahkan relatif masih sangat terisolasi. Terletak di kaki pegunungan Quarles Kecamatan Ulumanda Kab. Majene, desa Panggalo memiliki potensi alam yang sangat subur dan panorama alam yang begitu sangat indah. Secara geografis desa Panggalo berada diantara 02⁰ 58′ 729″ LS dan118⁰ 53′ 068″ BT, sedangkan secara georafis desa Panggalo berbatasan dengan sebelah barat : Kecamatan Tammero’do Sendana, sebelah timur : Desa Ulumanda Kec. Ulumanda, sebelah Utara : Desa Tandeallo dan Kecamatan Tubo Sendana, sebelah Selatan : Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kab. Maj
ene No. 2 Tahun 2006, desa Panggalo secara administratif telah tercatat sebagai salah satu desa di kecamatan Ulumanda Kab. Majene, yang merupakan hasil pemekaran dari desa Tandeallo mengikuti arus pemekaran sejumlah desa dan kecamamatan di Majene pasca terbentuknya Provinsi Sulawesi Barat tahun 2004. Desa Panggalo telah memiliki 4 dusun/lingkungan, masing-masing dusun Kolehalang, dusun Udung Lemo, dusun Peledoang dan dusun Panggalo. Selain itu, Panggalo juga dikenal dengan daerah Transmigrasi yang letaknya berada di dusun Kolehalang. Berdasarkan data tahun 2014 (Profil Kecamatan Ulumanda) desa Pangalo memiliki jumlah penduduk 1.075 Jiwa dengan pertumbuhan penduduk pertahun ± 5,6%. Hampir 98% masyarakat Panggalo desa Panggalo bekerja sebagai Petani dan Peternak Sapi dan Kambing.
Anak Sekolah Ini Dipastikan Tak Dapat Sekolah Dikala Musim Hujan |
Sebagaimana pemaparan sebelumnya di atas, bahwa umumnya masyarakat Panggalo bekerja sebagai Petani-Kebun. Faktor utama pola pemikiran pertanian yang terbangun di masyarakat adalah disebabkan oleh kondisi alam Panggalo yang memang sangat subur dan memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan.
Sayang sekali masyarakat dalam berkebun/bertani cenderung masih sangat tradisional dan seadanya sehingga pencapaian pertanian masih sangat rendah, tetapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari di kalangan sendiri.
Selain berkebun atau bertani, masyarakat desa Panggalo khususnya di dua dusun (Panggalo dan Peledoang) juga mengembangkan peternakan sapi dan kambing. Keberadaan sungai Panggalo di dua dusun tersebut rupanya mampu memberikan faktor daya dukung yang sangat tinggi untuk pengembangan ternak di sana. Sampai hari ini potensi peternakan sapi di Panggalo memberi value yang lebih karena memang berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat Panggalo dan Peledoang.
Problem Sosial
Layanan Publik, adalah merupakan permasalahan utama masyarakat Panggalo. Sulitnya akses informasi dan layanan Publik ini relatif membuat masyarakat Panggalo masih terisolasi dan sangat asing untuk dunia luar. Akibat dari sulitnya medan dan letak geografis yang sangat tinggi membuat masyarakat Panggalo cenderung natural dan kaku akan arus globalisasi serta kemajuan teknologi. Ketika terjadi permaslahan sosial berupa gesekan kepentingan dan konflik masyarakat, maka pada umumya masyarakat Panggalo memilih penyelesaian konflik/masalah secara adat dan kekeluargaan.
Akibat lain dari keterisolasian itu, membuat laju perkembangan pendidikan dan layanan kesehatan sangat pelan, dan tentu implikasinya sangat kuat terhadap ketidak mandirian masyarakat.
Perlunya Perhatian Pemerintah
Keberadaan Sekolah Dasar di Panggalo beberapa tahun terakhir ini telah memberi dampak yang sangat besar terhadap perubahan cara pandang (mind sent) masyarakat Panggalo dan Peledoang. Masyarakat di dua dusun yang terletak di perbatasan Kec. Tammero’do Sendana dan Kec. Ulumanda ini nampak mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat Panggalo dalam merespon upaya peningkatan pendidikan di dusun ini, dengan upaya mereka berbondong-bondong dan bahu-membahu menyekolahkan anak-anak mereka ke SD yang ada di daerah ini.
Meskipun demikian, sebagian masyarakat yang lain masih bertahan dengan keyakinan klasik bahwa berkebun adalah cara dan takdir Tuhan untuk masyrakat Panggalo. Hal ini lebih diperparah dengan kondisi alam Panggalo yang terkadang jadi penghambat. Adanya sekolah yang berada di pinggir sungai menyebabkan anak-anak sebagian tidak dapat bersekolah ketika musim penghujan tiba. Karena hambatan pendidikan juga menjadi salah satu hal utama stagnasi masyarakat Panggalo yang serba terbatas.
Oleh karena itu berangkat dari realitas di atas, melalui kesempatan yang baik ini kami selaku tokoh dan masyarakat Panggalo yang selama ini turut memberi perhatian kepada upaya peningkatan kemajuan masyarakat menyampaikan uluran tangan dan partisifasi semua pihak yang terkait agar turut serta mengulurkan tangan dan kepekaan sosialnya kepada perubahan yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Salah satu kebutuhan paling mendesak untuk hari ini dan masa depan Panggalo adalah perlunya dibangun jembatan/media penyebrangan sungai Panggalo demi untuk anak-anak sekolah, serta aktifitas masyarakat dalam menjalankan roda dan kebutuhan hidupnya.